Selasa, 29 Mei 2012


5 Prinsip Steve Jobs



1. Lakukan yang kamu suka. Steve Jobs pernah berkata pada sekelompok pegawai, "Orang-orang dengan gairah bisa mengubah dunia menjadi lebih baik." Jobs mengikuti hatinya selama hidupnya dan gairah itu, katanya, yang telah membuat semua perubahan. Sangat sulit untuk membuat sesuatu yang baru, menjadi kreatif atau membuat ide novel kalau kamu tidak memiliki gairah untuk membuat kemajuan.
 

2. Buat perubahan untuk dunia. Semangat adalah bahan bakar roket, tetapi visi mengarahkan roket ke tujuan akhirnya. Pada tahun 1976, ketika Jobs dan Steve Wozniak mendirikan Apple bersama, visi Jobs adalah untuk menempatkan komputer di setiap tangan orang setiap hari. Pada tahun 1979, Jobs melihat awal penggunaan grafis user interface yang ditunjukkan di tempat penelitian Xerox di Palo Alto, California. Dia segera tahu bahwa teknologi bisa membuat komputer menarik untuk orang biasa. Teknologi itu akhirnya menjadi Macintosh, yang mengubah segala cara kita berinteraksi dengan komputer. Peneliti Xerox tidak menyadari potensi dari teknologi tersebut karena visi mereka terbatas untuk membuat mesin fotokopi baru. Dua orang bisa melihat suatu hal dengan sama, tetapi mempresepsikannya berbeda berdasarkan visi mereka.
 

3. Starter otakmu. Steve Jobs berkata, "Kreativitas berarti menghubungkan banyak hal." Menghubungkan di sini berarti mencari inspirasi dari industri lain. Jobs pernah mengambil kelas kaligrafi yang tidak ia gunakan manfaatnya sampai ia membuat Macintosh. Dia juga pergi ke Asia dan India untuk belajar perhotelan dan desain. Jobs tidak "mencuri" ide sebanyak dia menggunakan ide dari industri lain tersebut untuk menginspirasi kreasinya sendiri.

4. Jual mimpi, bukan produk. Bagi Steve Jobs, orang yang membeli rpduk Apple bukanlah "konsumen". Mereka orang-orang dengan harapan, mimpi dan ambisi. Dia membuat produk untuk membantu orang meraih mimpi mereka. Dia juga berkata, "beberapa orang berpikir kamu gila karena membeli Mac, tapi di kegilaan itu kita melihat kejeniusan." Bagaimana kita melihat konsumen kita? Mari kita bantu mengeluarkan kejeniusan mereka dan kamu akan mendapatkan hati dan pikirannya.
 

5. Katakan tidak untuk 1000 hal. Steve Jobs pernah berkata, "Saya bangga dengan apa yang kita tidak lakukan dan kita lakukan". Dia berkomitmen untuk membuat produk yang sederhana dengan desain rapi. Dan komitmen itu bisa dilihat dari produk-produk buatannya. Mulai dari desain iPod sampai iPad, kemasan produk Apple, sampai fungsi-fungsi di Websitenya. Di dunia Apple, inovasi berarti menghilangkan hal yang tidak perlu sehingga yang perlu bisa muncul.


Minggu, 27 Mei 2012

Definisi jasa arsitektur menurut Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2005 adalah jasa konsultasi arsitek, yaitu mencakup usaha seperti: desain bangunan, pengawasan konstruksi, perencanaan kota, dan sebagainya.
Selain definisi di atas, terdapat beberapa definisi arsitektur berasal dari sumber acuan lainnya, yaitu :
  1. Berdasarkan  kamus, kata arsitektur (architecture ), berarti seni dan ilmu membangun bangunan.  Menurut asal kata yang membentuknya, yaituArchi = kepala, dan techton = adalah karya kepala tukang. Arsitektur dapat pula diartikan tukang, maka architecture sebagai suatu pengungkapan hasrat ke dalam suatu media yang mengandung keindahan.
  2. Berdasarkan anggaran dasar Ikatan Arsitektur Indonesia, arsitektur didefinisikan sebagai wujud  hasil penerapan pengetahuan, ilmu, teknologi, dan seni secara utuh dalam menggubah ruang dan lingkungan  binaan, sebagai bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia.
  3. Berdasarkan wikipedia, arsitektur adalah aktivitas desain dan membangun sebuah gedung serta  struktur fisik lainnya, yang memiliki tujuan utama untuk menyediakan tempat berteduh bagi kepentingan sosial. Dalam definisi yang lebih luas, arsitektur  juga meliputi desain dari keseluruhan  lingkungan bangunan, dari level makro, yaitu bagaimana bangunan dapat bersatu dengan bentang di sekitarnya sampai dengan tingkat mikro dari arsitektur atau detil konstruksi, misal:  furnitur.
Definisi asitektur sebenarnya sangatlah luas. Definisi arsitektur pun hingga saat ini masih sering diperdebatkan. Tetapi dalam rangka pengembangan peta jalan pengembangan industri arsitektur ini, maka arsitektur didefinisikan sebagai wujud hasil penerapan pengetahuan, ilmu, teknologi, dan seni  secara utuh dalam menggubah ruang dan lingkungan binaan, sebagai bagian dari kebudayaan dan peradaban  manusia, sehingga dapat menyatu dengan keseluruhan lingkungan ruang dari tingkat makro sampai dengan tingkat mikro.
Pada skala makro, arsitektur berkaitan dengan perencanaan tata kota (town planning, hingga perencanaan transportasi, urban/rural planning ), landscape planning, urban design. Sedangkan dalam skala mikro dimulai dari perencanaan interior ruangan hingga bangunan termasuk eksterior maupun taman.

Mengembangkan Bisnis ke LUAR NEGERI
Salah satu keunikan Dr. Ir. Ciputra adalah kemampuan dia untuk berpikir jauh ke depan. Ia bisa melihat apa yang tidak dilihat orang lain, ia bisa menduga apa yang akan terjadi padahal kebanyakan orang belum pernah memikirkannya. Inilah rahasianya kenapa akhirnya Dr. Ir. Ciputra sukses membuka usaha di luar negeri.
Sejak tahun 1980 Dr. Ir. Ciputra sudah mulai melakukan investasi di Singapura dan Hawai melalui Metropolitan Group dan mulai tahun tahun 1990 bersama dengan Ciputra Group Dr. Ir. Ciputra mulai masuk ke Vietnam. Bila anda membayangkan kota Hanoi di tahun 1990 an awal maka anda dapat membayangkan sebuah ibu kota negara dengan penduduk sekitar 3 juta jiwa dan di jalan-jalan utama kota tsb dipenuhi oleh sepeda bukan mobil seperti kota Jakarta. Kebanyakan orang mungkin akan meragukan peluang bisnis di Hanoi/Vietnam. Mungkin mereka berkata bisnis seperti apa yang dapat berkembang di sebuah negara yang baru saja selesai berperang dan dianggap masih rendah daya belinya.
Tidak demikian dengan Dr. Ir. Ciputra ia mengirimkan timnya ke Hanoi ketika kota itu masih dianggap “terkebelakang”. Itulah yang disebut sebagai visi. Mampu membayangkan buahnya walau hanya dari wujud benihnya. Bagaimana wujud “benih” sukses itu? Staf Dr. Ir. Ciputra yang mengunjungi Hanoi di awal tahun 1990an di masa perintisan pernah berkata:”Baru beberapa Traffic Light di kota Hanoi itu…” Yang lain mengatakan: “Saya biasa membawa handuk dan Aqua setiap kali ke Hanoi karena khawatir tidak berhasil mendapatkan hotel yang baik…”. Bisa anda bayangkan betapa “kecil”nya kota Hanoi pada masa itu?
Sekarang kota Hanoi adalah sebuah kota yang modern. Kita dapat temukan hotel/apartemen berbintang, pusat belanja, gedung perkantoran dll. Di kota Hanoi ini Ciputra Group dengan cara berpatungan membangun sebuah hotel bintang 5 dan 2 tahun kemudian Ciputra Group membangun sebuah kota mandiri Ciputra International City. Ternyata visi Dr. Ir. Ciputra tidak keliru. Setelah melalui berbagai hambatan dan juga krisis eknomi Asia maka sekarang proyek Ciputra Internasional City adalah proyek real estat terbesar dan memiliki reputasi tinggi di Vietnam. Demikian juga dengan Hanoi Horison Hotel, hotel bintang 5 ini kerap mendapat tamu penting dari berbagai negara termasuk presiden Indonesia.
Inilah salah satu rahasia dari keberhasilan bisnis properti yaitu menemukan peluang sebelum yang lain melihatnya, meraih peluang sebelum yang lain bertindak dan memanfaatkan peluang sebelum yang lain selesai mempelajarinya. Saat ini Ciputra Group sudah memperlebar usahanya di Calcutta (India) bersama beberapa mita bisnis untuk membangun Kolkata West International City sebuah proyek perumahan skala kota. Sebentar lagi sebuah proyek Ciputra Group kembali akan mengembangkan bisnis di luar negeri dengan mewujudkan sebuah perumahan skala kota di Kamboja.
Dr. Ir. Ciputra berkeyakinan bahwa abad ini adalah abad Asia sehingga dengan upaya yang serius dan penuh semangat ia bersama tim melakukan survey ke berbagai negara Asia hingga ke Timur Tengah dan negara-negara eks Uni Soviet. Ia sadar bahwa tidak semua pencarian bisnis baru akan memberikan hasil jadi. Dari puluhan proyek baru yang diselidiki hanya 2 atau 3 proyek yang dapat diwujudkan. Oleh karena itu bila makin banyak proyek baru yang ingin diperoleh semakin banyak survey yang harus dilakukan.
Proyek pengembangan skala kota atau kota baru dan proyek gedung-gedung komersial merupakan sasaran utama Dr. Ir. Ciputra. Ia memang piawai dan berpengalaman dalam membuat konsep kota baru yang unik. Ia berkeyakinan:”Kalau saya bisa berhasil membangun kota-kota baru di Indonesia saya juga berkeyakinan bisa berhasil di tempat lain, medan Indonesia tidak gampang dan itu telah melatih dan menempa saya..”
Dr. Ir. Ciputra dapat sangat terobsesi ketika merancang sebuah kota baru. Ia sangat serius dan mungkin lebih dari itu. Ia akan berpikir dan berimajinasi selama 24 jam. Katanya:”Proyek-proyek baru itu terbawa dalam mimpi-mimpinya di malam hari..” Tidak heran bila pagi-pagi ia sudah menggoreskan penanya untuk menggambar proyek mungkin ada inspirasi dari mimpi malam hari.
3 PELAJARAN YANG DAPAT KITA PETIK
  1. Cari peluang bisnis secara aktif dan jangan menunggu. Jangan pernah berpikir peluang akan datang mengetuk pintu dan menjemput kita untuk langsung berhasil.
  2. Berani memulai ketika orang lain belum memulai. Ambillah resiko yang telah diperhitungkan.
  3. Kalau bisa berhasil di Indonesia bisa juga berhasil di luar negeri. Manusia Indonesia memiliki kapasitas untuk sukses dalam bidang bisnis dimanapun.

Membangun Grup CIPUTRA bersama KELUARGA
10 tahun kemudian, tepatnya tahun 1981 di usianya yang 50 tahun Dr. Ir. Ciputra kemabli membuat keputusan historis yaitu mendirikan kelompok bisnis Grup Ciputra bersama istri dan 4 anaknya beserta suami mereka yang baru tamat dari luar negeri. Kenapa Dr. Ir. Ciputra setelah berhasil melakukan kerja sama dengan Pemerintah DKI Jakarta lalu dengan teman-temannya juga dengan Salim Group dan pemodal luar negeri kini ingin melakukan “kerja sama” dengan anak-anaknya?
Setidaknya terdapat 3 alasan. Pertama Dr. Ir. Ciputra melihat pada tahun-tahun itu anak-anaknya sudah menyelesaikan studinya di luar negeri memiliki ijazah S1 atau S2 dan juga sudah memiliki pengalaman kerja. Ia ingin anak-anak dan menantunya dapat memiliki perusahaan sendiri. Kedua, tampaknya Dr. Ir. Ciputra sudah berpikir bahwa tidak selamanya ia akan menjadi CEO dari PT Pembangunan Jaya. Ia memerlukan sebuah “perahu” lain untuk menjadi ajang baru untuk menumpahkan kreatifitas dan semangatnya yang masih berkobar-kobar. Yang ketiga, Dr. Ir. Ciputra memang senang berada bersama-sama dengan keluarganya untuk berdiskusi tentang bisnis dan juga mengembangkan bisnis. Ia mengatakan:” Di perusahaan keluarga dan bersama keluarga saya bisa rapat kapan saja dan dimana saja. Bisa di meja rapat, di meja makan, di dapur dan juga di kamar tidur..”
Saat ini di Ciputra Group ia sudah membagi bisnis menjadi 3 kelompok besar. Kelompok pertama yang biasa ia panggil sebagai sub holding 1 dipimpin oleh pasangan Bpk Budiarsa Sastrawinata BSc, MBA dan putri pertama Dr. Ir. Ciputra yaitu Rina Ciputra MBA. Bpk Budiarsa lulus dari perguruan tinggi di Inggris dan menyelesaikan studi MBA di Prasetya Mulya Jakarta. Saat ini pak Budi juga sibuk menjadi wakil rakyat karena ia terpilih menjadi anggota DPR RI. Sedangkan ibu Rina lulus S1 di New Zealand dan S2 (MBA) di Amerika Serikat, di sebuah perguruan tinggi dimana Peter Drucker ikut mengajar. Sub holding ini menangani proyek real estat di Jakarta, bisnis media/tabloid, broker properti dan proyek-proyek perumahan properti di Hanoi/Vietnam, Kamboja dan India.
Subholding 2 dipimpin oleh pasangan bpk Harun Hajadi MBA dan Junita Ciputra MBA putri kedua Dr. Ir. Ciputra. Pak Harun demikian karyawan biasa memanggilnya adalah seorang arsitek dan juga master dalam bidang bisnis lulus dari Amerika Serikat. Juga ibu Junita mendapatkan gelar MBA dari Amerika Serikat dengan predikat Suma Cum Laude. Saat ini sub holding 2 mengelola sebuah proyek perumahan skala kota di Surabaya yang sangat terkenal yaitu CitraRaya the Singapore of Surabaya. Selain itu proyek-proyek sub holding 2 ini tersebar di berbagai kota Indonesia. Mulai dari Jakarta, Semarang, Sidoarjo, Pandaan, Bali, Lampung, Pakanbaru, Medan dan Manado. Mereka terus giat mencari proyek-proyek baru.
Sub holding 3 dipimpin oleh putra kembar Dr. Ir. Ciputra yaitu Candra Ciputra MBA bersama Cakra Ciputra BSc. Pak Candra dan pak Cakra walaupun anak kembar memiliki postur tubuh dan wajah yang berbeda namun kompak dalam menjalankan bisnis. Keduanya lulus dari perguruan tinggi terkemuka di Amerika Serikat. Sebagai seorang sarjana teknik sipil pak Cakra menggali ilmu bisnisnya di Sekolah Tinggi Manajemen Prasetya Mullya. Saat ini sub holding 3 sedang mempersiapkan sebuah proyek properti di Jawa Tengah dan di Pulau Kalimantan. Tim sub holding 3 ini rajin berkeliling ke berbagai negara Asia untuk mencari peluang membangun proyek-proyek baru. Adalah cita-cita Dr. Ir. Ciputra untuk membangun Ciputra Group jadi perusahaan multi nasional.
Inilah dinamika sebuah perusahaan keluarga yang terus bertumbuh. Ayah, anak dan menantu dibantu oleh para profesional ternyata dapat bekerja sama, saling bahu membahu membangun sebuah usaha bisnis yang sukses.
3 PELAJARAN YANG DAPAT DIPETIK
  1. Perhitungkan ayah, ibu, kakak, adik, teman hidup anda dan juga mertua anda sebagai calon mitra bisnis di masa depan
  2. Jangan anggap remeh perusahaan keluarga yang sudah keluarga anda miliki dengan kerja sama yang kompak, manajemen yang profesional dan arah perusahaan yang tepat tidak mustahil jadi cikal bakal perusahaan multi nasional.
  3. Berikan perhatian dan pelajari baik-baik bisnis keluarga yang sedang digeluti sekarang. Itu adalah ajang latihan yang luar biasa dan juga siapa tahu ada peluang besar yang bisa ditemukan.
Sejarah Industri Kreatif
Pada awal 1990, kota-kota di Inggris mengalami penurunan produktivitas dikarenakan beralihnya pusat-pusat industri dan manufaktur ke negara-negara berkembangyang menawarkan bahan baku, harga produksi dan jasa yang lebih murah. Menanggapi kondisi perekonomian yang terpuruk, calon perdana menteri Tony Blair dan New Labour Party menawarkan agenda pemerintahan yang bertujuan untuk memperbaiki moral dan kualitas hidup warga Inggris dan memastikan kepemimpinan Inggris dalam kompetisi dunia di milenium baru, salah satunya dengan mendirikan National Endowment for Science and the Art (NESTA) yang bertujuan untuk mendanai pengembangan bakat-bakat muda di Inggris.
Setelah menang dalam pemilihan umum 1997, Tony Blair sebagai Perdana Menteri Inggris melalui Department of Culture, Media and Sports (DCMS) membentuk Creative Industries Task Force yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kontribusi industri kreatif  terhadap perekonomian Inggris. Pada tahun 1998, DCMS mempublikasikan hasil pemetaan industri kreatif Inggris yang pertama, dimana industri kreatif didefinisikan sebagai: “those industries which have their origin in individual creativity, skill and talent, and which have a potential for wealth and job creation through the generation and exploitation of intellectual property and content”. Definisi DCMS ini selanjutnya banyak diadopsi oleh negara-negara lain, termasuk Indonesia.
Pendekatan Pendefinisian Definisi Industri Kreatif
Di Indonesia, Industri kreatif didefinisikan sebagai industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut.
industri-kreatif
Model Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia
Model pengembangan ekonomi kreatif yang dikembangkan untuk Indonesia berupa bangunan yang terdiri dari komponen pondasi, 5 pilar, dan atap yang saling menguatkan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Penjelasan komponen-komponen bangunan ekonomi kreatif adalah sebagai berikut :
  • PONDASI: People (Sumber Daya Insani), aset utama dari industri kreatif yang menjadi ciri hampir semua subsektor industri kreatif
  • LIMA PILAR UTAMA yang harus diperkuat dalam mengembangkan industri kreatif adalah:
    1. Industry (Industri)yaitu kumpulan dari perusahaan yang bergerak di dalam bidang industri kreatif
    2. Technology (Teknologi) yaitu enabler untuk mewujudkan kreativitas individu dalam bentuk karya nyata.
    3. Resources (Sumber Daya) yaitu input selain kreativitas dan pengetahuan individu yang dibutuhkan dalam proses kreatif, misal: sumber daya alam, lahan
    4. Institution (Institusi) yaitu tatanan sosial (norma, nilai, dan hukum) yang mengatur interaksi antara pelaku perekonomian khususnya di bidang industri kreatif
    5. Financial Intermediary yaitu lembaga penyalur keuangan
  • ATAP: Bangunan ekonomi kreatif ini dipayungi oleh interaksi triple helix yang terdiri dari Intellectuals (Intelektual), Business (Bisnis), dan Government (Pemerintah) sebagai para aktor utama penggerak industri kreatif.
    1. Intellectualkaum intelektual yang berada pada institusi pendidikan formal, informal dan non formal yang berperan sebagai pendorong lahirnya ilmu dan ide yang merupakan sumber kreativitas dan lahirnya potensi kreativitas insan Indonesia.
    2. Business, pelaku usaha yang mampu mentransformasi kreativitas menjadi bernilai ekonomis
    3. Government, pemerintah selaku fasilitator dan regulator agar industri kreatif dapat tumbuh dan berkembang
The Triple Helix
Analisis Triple Helix pertama kali diungkapkan oleh Henry Etzkowitz dan Loet Leydesdorff, dan kemudian diulas lebih lanjut oleh Gibbons et al (1994) dalam The New Production of Knowledge dan Nowotny et al (2001) dalam Re-Thinking Science.
Dalam ekonomi kreatif, sistem “Triple Helix” menjadi payung yang menghubungkan antara Cendekiawan (Intellectuals), Bisnis (Business), dan Pemerintah (Government) dalam kerangka bangunan ekonomi kreatif. Di mana ketiga helix tersebut merupakan aktor utama penggerak lahirnya kreativitas, ide, ilmu pengetahuan, dan teknologi yang vital bagi tumbuhnya industri kreatif. Hubungan yang erat, saling menunjang, dan bersimbiosis mutualisme antara ke-3 aktor tersebut dalam kaitannya dengan landasan dan pilar-pilar model ekonomi kreatif akan menentukan pengembangan ekonomi kreatif yang kokoh dan berkesinambungan.
Desain biasa diterjemahkan sebagai seni terapan, arsitektur, dan berbagai pencapaian kreatif lainnya. Dalam sebuah kalimat, kata “desain” bisa digunakan baik sebagai kata benda maupun kata kerja. Sebagai kata kerja, “desain” memiliki arti “proses untuk membuat dan menciptakan obyek baru”. Sebagai kata benda, “desain” digunakan untuk menyebut hasil akhir dari sebuah proses kreatif, baik itu berwujud sebuah rencana, proposal, atau berbentuk obyek nyata.
Proses desain pada umumnya memperhitungkan aspek fungsi, estetik dan berbagai macam aspek lainnya, yang biasanya datanya didapatkan dari riset, pemikiran, brainstorming, maupun dari desain yang sudah ada sebelumnya. Akhir-akhir ini, proses (secara umum) juga dianggap sebagai produk dari desain, sehingga muncul istilah “perancangan proses”. Salah satu contoh dari perancangan proses adalah perancangan proses dalam industri kimia.
Membuat karya desain adalah proses yang memang harus dilalui dari awal sampai akhir. Dan tidak ada proses yang tiba-tiba jadi tanpa ada kritik dan ujian. Proses desain biasanya diawali dari brainstorming (pengumpulan ide), visualisasi bentuk (form desain), pembuatan desain (design layout/visualisation), pengujian kritik (critiquing). Barulah desain itu menjadi karya desain yang bisa diterima dan dipublish ke publik.
Fesyen adalah kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain pakaian, desain alas kaki, dan desain aksesoris mode lainnya, produksi pakaian mode dan aksesorisnya, konsultansi lini produk fesyen, serta distribusi produk fesyen.
Lapangan usaha yang merupakan bagian dari fesyen yaitu:
  1. Industri Pakaian Jadi Rajutan yang mencakup usaha pembuatan pakaian jadi, juga termasuk topi yang dibuat dengan cara dirajut atau renda;
  2. Industri Rajutan Kaos Kaki yang mencakup usaha pembuatan kaus kaki yang dibuat dengan cara rajut atau renda;
  3. Industri Barang Jadi Rajutan Lainnya yang mencakup pembuatan barang jadi rajutan, seperti kaus lampu, deker, bando;
  4. Industri Pakaian Jadi dari Tekstil dan Perlengkapannya yang mencakup usaha pembuatan pakaian jadi tekstil dan perlengkapannya dari kain dengan cara memotong dan menjahit sehingga siap dipakai, seperti kemeja, kebaya, celana, blus, rok, baju bayi, pakaian tari dan pakaian olah raga, topi, dasi, sarung tangan, mukena, selendang, kerudung, ikat pinggang, dan sapu tangan, baik dari kain tenun maupun kain rajut yang dijahit;
  5. Industri Pakaian Jadi (konveksi) dan Perlengkapan dari Kulit yang mencakup usaha pembuatan pakaian jadi dari kulit atau kulit imitasi dan perlengkapannya, dengan cara memotong dan menjahit sehingga siap pakai seperti jaket, mantel, rompi, celana dan rok, topi, sarung tangan, ikat pinggang;
  6. Industri Pakaian Jadi/Barang Jadi dari Kulit Berbulu dan atau Aksesoris yang mencakup usaha pembuatan pakaian jadi/barang jadi dari kulit berbulu dan atau perlengkapannya, seperti mantel berbulu;
  7. Industri Alas Kaki untuk Keperluan Sehari-hari yang mencakup usaha pembuatan alas kaki, keperluan sehari-hari dari kulit dan kulit buatan, karet, kanfas dan kayu, seperti sepatu harian, sapatu santai, sepatu sandal, sandal kelom, dan selop. termasuk juga usaha pembuatan bagian-bagian dari alas kaki tersebut, seperti atasan sol dalam, sol luar, penguat depan, tengah, belakang, lapisan dan aksesoris;
  8. Industri Sepatu Olah Raga yang mencakup usaha pembuatan sepatu untuk olah raga dari kulit dan kulit buatan, karet dan kanvas; seperti sepatu sepak bola, atletik, senam, joging, balet;
  9. Industri Sepatu Teknik Lapangan/Keperluan Industri yang mencakup pembuatan sepatu termasuk pembuatan bagian-bagian dari sepatu untuk keperluan teknik lapangan/industri dari kulit, kulit buatan, karet, dan plastik seperti sepatu tahan kimia, tahan panas, sepatu pengaman;
  10. Industri Alas Kaki Lainnya yang mencakup usaha pembuatan alas kaki dari kulit, kulit buatan, karet, kanvas dan plastik yang belum termasuk golongan manapun, seperti sepatu kesehatan, dan sepatu lainnya seperti sepatu dari gedebog, dan eceng gondok;
  11. Perdagangan Besar Tekstil, Pakaian Jadi, dan Kulit yang mencakup usaha perdagangan besar hasil industri tekstil dan pakaian jadi ke luar negeri, seperti: macam-macam tekstil, pakaian jadi, kain batik, tali-temali, karpet/permadani dari bahan tekstil, karung, macam-macam hasil rajutan, dan barang jadi lainnya dari tekstil selain pakaian jadi.
  12. Perdagangan Besar Berbagai Barang-Barang dan Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya. Kelompok ini mencakup usaha perdagangan besar berbagai barang-barang dan perlengkapan rumah tangga lainnya yang terkait dengan fesyen seperti: pakaian jadi dari kulit, alas kaki dari kulit.
  13. Perdagangan Eceran Tekstil yang mencakup usaha perdagangan eceran khusus macam-macam kain batik terbuat dari serat alam, sintetis, maupun campuran, seperti kain tenun dan kain batik;
  14. Perdagangan Eceran Pakaian Jadi yang mencakup usaha perdagangan eceran khusus macam-macam pakaian jadi, baik terbuat dari tekstil, kulit, maupun kulit batan, seperti kemeja, celana, jas, mantel, jaket piama, kebaya, dan lain-lain;
  15. Perdagangan Eceran Sepatu, Sandal, dan Alas Kaki lainnya yang mencakup usaha perdagangan eceran khusus macam-macam sepatu, sandal, selop, dan alas kaki lainnya baik terbuat dari kulir, kulit buatan, plastik, karet, kain ataupun kayu, seperti: sepatu laki-laki dewasa, sepatu anak, sepatu olehraga, sepatu sandal, sandal, selop, dan sepatu kesehatan.
  16. Perdagangan Eceran Tekstil, Pakaian Jadi, Alas Kaki, dan Barang Keperluan Pribadi Lain yang mencakup usaha perdagangan eceran khusus tekstil pakaian jadi, alas kaki dan barang keperluan pribadi lainnya yang belum tercakup dalam kelompok 52321 s/d 52328 seperti taplak meja, separai, kelambu, kain kasur, kain bantal, gorden, kain pel, keset, dan lain-lain.
  17. Perdagangan Ekspor Tekstil, Pakaian Jadi dan Kulit yang mencakup usaha mengekspor hasil industri tekstil dan pakaian jadi, seperti: macam-macam tekstil, pakaian jadi, kain batik, tali-temali, karpet/permadani dari bahan tekstil, karung, macam-macam hasil perajutan, dan barang jadi lainnya dari tekstil selain pakaian jadi.
  18. Perdagangan Ekspor berbagai barang-barang dan perlengkapan rumah tangga lainnya yang mencakup usaha mengekspor berbagai barang-barang dan perlengkapan rumah tangga lainnya yang terkait dengan fesyen seperti: pakaian jadi dari kulit, alas kaki dari kulit.
  19. Jasa Perorangan yang Tidak Diklasifikasikan di Tempat Lainnya, khususnya untuk jasa desainer fesyen dan model fashion.