Minggu, 27 Mei 2012

Definisi jasa arsitektur menurut Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2005 adalah jasa konsultasi arsitek, yaitu mencakup usaha seperti: desain bangunan, pengawasan konstruksi, perencanaan kota, dan sebagainya.
Selain definisi di atas, terdapat beberapa definisi arsitektur berasal dari sumber acuan lainnya, yaitu :
  1. Berdasarkan  kamus, kata arsitektur (architecture ), berarti seni dan ilmu membangun bangunan.  Menurut asal kata yang membentuknya, yaituArchi = kepala, dan techton = adalah karya kepala tukang. Arsitektur dapat pula diartikan tukang, maka architecture sebagai suatu pengungkapan hasrat ke dalam suatu media yang mengandung keindahan.
  2. Berdasarkan anggaran dasar Ikatan Arsitektur Indonesia, arsitektur didefinisikan sebagai wujud  hasil penerapan pengetahuan, ilmu, teknologi, dan seni secara utuh dalam menggubah ruang dan lingkungan  binaan, sebagai bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia.
  3. Berdasarkan wikipedia, arsitektur adalah aktivitas desain dan membangun sebuah gedung serta  struktur fisik lainnya, yang memiliki tujuan utama untuk menyediakan tempat berteduh bagi kepentingan sosial. Dalam definisi yang lebih luas, arsitektur  juga meliputi desain dari keseluruhan  lingkungan bangunan, dari level makro, yaitu bagaimana bangunan dapat bersatu dengan bentang di sekitarnya sampai dengan tingkat mikro dari arsitektur atau detil konstruksi, misal:  furnitur.
Definisi asitektur sebenarnya sangatlah luas. Definisi arsitektur pun hingga saat ini masih sering diperdebatkan. Tetapi dalam rangka pengembangan peta jalan pengembangan industri arsitektur ini, maka arsitektur didefinisikan sebagai wujud hasil penerapan pengetahuan, ilmu, teknologi, dan seni  secara utuh dalam menggubah ruang dan lingkungan binaan, sebagai bagian dari kebudayaan dan peradaban  manusia, sehingga dapat menyatu dengan keseluruhan lingkungan ruang dari tingkat makro sampai dengan tingkat mikro.
Pada skala makro, arsitektur berkaitan dengan perencanaan tata kota (town planning, hingga perencanaan transportasi, urban/rural planning ), landscape planning, urban design. Sedangkan dalam skala mikro dimulai dari perencanaan interior ruangan hingga bangunan termasuk eksterior maupun taman.

Mengembangkan Bisnis ke LUAR NEGERI
Salah satu keunikan Dr. Ir. Ciputra adalah kemampuan dia untuk berpikir jauh ke depan. Ia bisa melihat apa yang tidak dilihat orang lain, ia bisa menduga apa yang akan terjadi padahal kebanyakan orang belum pernah memikirkannya. Inilah rahasianya kenapa akhirnya Dr. Ir. Ciputra sukses membuka usaha di luar negeri.
Sejak tahun 1980 Dr. Ir. Ciputra sudah mulai melakukan investasi di Singapura dan Hawai melalui Metropolitan Group dan mulai tahun tahun 1990 bersama dengan Ciputra Group Dr. Ir. Ciputra mulai masuk ke Vietnam. Bila anda membayangkan kota Hanoi di tahun 1990 an awal maka anda dapat membayangkan sebuah ibu kota negara dengan penduduk sekitar 3 juta jiwa dan di jalan-jalan utama kota tsb dipenuhi oleh sepeda bukan mobil seperti kota Jakarta. Kebanyakan orang mungkin akan meragukan peluang bisnis di Hanoi/Vietnam. Mungkin mereka berkata bisnis seperti apa yang dapat berkembang di sebuah negara yang baru saja selesai berperang dan dianggap masih rendah daya belinya.
Tidak demikian dengan Dr. Ir. Ciputra ia mengirimkan timnya ke Hanoi ketika kota itu masih dianggap “terkebelakang”. Itulah yang disebut sebagai visi. Mampu membayangkan buahnya walau hanya dari wujud benihnya. Bagaimana wujud “benih” sukses itu? Staf Dr. Ir. Ciputra yang mengunjungi Hanoi di awal tahun 1990an di masa perintisan pernah berkata:”Baru beberapa Traffic Light di kota Hanoi itu…” Yang lain mengatakan: “Saya biasa membawa handuk dan Aqua setiap kali ke Hanoi karena khawatir tidak berhasil mendapatkan hotel yang baik…”. Bisa anda bayangkan betapa “kecil”nya kota Hanoi pada masa itu?
Sekarang kota Hanoi adalah sebuah kota yang modern. Kita dapat temukan hotel/apartemen berbintang, pusat belanja, gedung perkantoran dll. Di kota Hanoi ini Ciputra Group dengan cara berpatungan membangun sebuah hotel bintang 5 dan 2 tahun kemudian Ciputra Group membangun sebuah kota mandiri Ciputra International City. Ternyata visi Dr. Ir. Ciputra tidak keliru. Setelah melalui berbagai hambatan dan juga krisis eknomi Asia maka sekarang proyek Ciputra Internasional City adalah proyek real estat terbesar dan memiliki reputasi tinggi di Vietnam. Demikian juga dengan Hanoi Horison Hotel, hotel bintang 5 ini kerap mendapat tamu penting dari berbagai negara termasuk presiden Indonesia.
Inilah salah satu rahasia dari keberhasilan bisnis properti yaitu menemukan peluang sebelum yang lain melihatnya, meraih peluang sebelum yang lain bertindak dan memanfaatkan peluang sebelum yang lain selesai mempelajarinya. Saat ini Ciputra Group sudah memperlebar usahanya di Calcutta (India) bersama beberapa mita bisnis untuk membangun Kolkata West International City sebuah proyek perumahan skala kota. Sebentar lagi sebuah proyek Ciputra Group kembali akan mengembangkan bisnis di luar negeri dengan mewujudkan sebuah perumahan skala kota di Kamboja.
Dr. Ir. Ciputra berkeyakinan bahwa abad ini adalah abad Asia sehingga dengan upaya yang serius dan penuh semangat ia bersama tim melakukan survey ke berbagai negara Asia hingga ke Timur Tengah dan negara-negara eks Uni Soviet. Ia sadar bahwa tidak semua pencarian bisnis baru akan memberikan hasil jadi. Dari puluhan proyek baru yang diselidiki hanya 2 atau 3 proyek yang dapat diwujudkan. Oleh karena itu bila makin banyak proyek baru yang ingin diperoleh semakin banyak survey yang harus dilakukan.
Proyek pengembangan skala kota atau kota baru dan proyek gedung-gedung komersial merupakan sasaran utama Dr. Ir. Ciputra. Ia memang piawai dan berpengalaman dalam membuat konsep kota baru yang unik. Ia berkeyakinan:”Kalau saya bisa berhasil membangun kota-kota baru di Indonesia saya juga berkeyakinan bisa berhasil di tempat lain, medan Indonesia tidak gampang dan itu telah melatih dan menempa saya..”
Dr. Ir. Ciputra dapat sangat terobsesi ketika merancang sebuah kota baru. Ia sangat serius dan mungkin lebih dari itu. Ia akan berpikir dan berimajinasi selama 24 jam. Katanya:”Proyek-proyek baru itu terbawa dalam mimpi-mimpinya di malam hari..” Tidak heran bila pagi-pagi ia sudah menggoreskan penanya untuk menggambar proyek mungkin ada inspirasi dari mimpi malam hari.
3 PELAJARAN YANG DAPAT KITA PETIK
  1. Cari peluang bisnis secara aktif dan jangan menunggu. Jangan pernah berpikir peluang akan datang mengetuk pintu dan menjemput kita untuk langsung berhasil.
  2. Berani memulai ketika orang lain belum memulai. Ambillah resiko yang telah diperhitungkan.
  3. Kalau bisa berhasil di Indonesia bisa juga berhasil di luar negeri. Manusia Indonesia memiliki kapasitas untuk sukses dalam bidang bisnis dimanapun.

Membangun Grup CIPUTRA bersama KELUARGA
10 tahun kemudian, tepatnya tahun 1981 di usianya yang 50 tahun Dr. Ir. Ciputra kemabli membuat keputusan historis yaitu mendirikan kelompok bisnis Grup Ciputra bersama istri dan 4 anaknya beserta suami mereka yang baru tamat dari luar negeri. Kenapa Dr. Ir. Ciputra setelah berhasil melakukan kerja sama dengan Pemerintah DKI Jakarta lalu dengan teman-temannya juga dengan Salim Group dan pemodal luar negeri kini ingin melakukan “kerja sama” dengan anak-anaknya?
Setidaknya terdapat 3 alasan. Pertama Dr. Ir. Ciputra melihat pada tahun-tahun itu anak-anaknya sudah menyelesaikan studinya di luar negeri memiliki ijazah S1 atau S2 dan juga sudah memiliki pengalaman kerja. Ia ingin anak-anak dan menantunya dapat memiliki perusahaan sendiri. Kedua, tampaknya Dr. Ir. Ciputra sudah berpikir bahwa tidak selamanya ia akan menjadi CEO dari PT Pembangunan Jaya. Ia memerlukan sebuah “perahu” lain untuk menjadi ajang baru untuk menumpahkan kreatifitas dan semangatnya yang masih berkobar-kobar. Yang ketiga, Dr. Ir. Ciputra memang senang berada bersama-sama dengan keluarganya untuk berdiskusi tentang bisnis dan juga mengembangkan bisnis. Ia mengatakan:” Di perusahaan keluarga dan bersama keluarga saya bisa rapat kapan saja dan dimana saja. Bisa di meja rapat, di meja makan, di dapur dan juga di kamar tidur..”
Saat ini di Ciputra Group ia sudah membagi bisnis menjadi 3 kelompok besar. Kelompok pertama yang biasa ia panggil sebagai sub holding 1 dipimpin oleh pasangan Bpk Budiarsa Sastrawinata BSc, MBA dan putri pertama Dr. Ir. Ciputra yaitu Rina Ciputra MBA. Bpk Budiarsa lulus dari perguruan tinggi di Inggris dan menyelesaikan studi MBA di Prasetya Mulya Jakarta. Saat ini pak Budi juga sibuk menjadi wakil rakyat karena ia terpilih menjadi anggota DPR RI. Sedangkan ibu Rina lulus S1 di New Zealand dan S2 (MBA) di Amerika Serikat, di sebuah perguruan tinggi dimana Peter Drucker ikut mengajar. Sub holding ini menangani proyek real estat di Jakarta, bisnis media/tabloid, broker properti dan proyek-proyek perumahan properti di Hanoi/Vietnam, Kamboja dan India.
Subholding 2 dipimpin oleh pasangan bpk Harun Hajadi MBA dan Junita Ciputra MBA putri kedua Dr. Ir. Ciputra. Pak Harun demikian karyawan biasa memanggilnya adalah seorang arsitek dan juga master dalam bidang bisnis lulus dari Amerika Serikat. Juga ibu Junita mendapatkan gelar MBA dari Amerika Serikat dengan predikat Suma Cum Laude. Saat ini sub holding 2 mengelola sebuah proyek perumahan skala kota di Surabaya yang sangat terkenal yaitu CitraRaya the Singapore of Surabaya. Selain itu proyek-proyek sub holding 2 ini tersebar di berbagai kota Indonesia. Mulai dari Jakarta, Semarang, Sidoarjo, Pandaan, Bali, Lampung, Pakanbaru, Medan dan Manado. Mereka terus giat mencari proyek-proyek baru.
Sub holding 3 dipimpin oleh putra kembar Dr. Ir. Ciputra yaitu Candra Ciputra MBA bersama Cakra Ciputra BSc. Pak Candra dan pak Cakra walaupun anak kembar memiliki postur tubuh dan wajah yang berbeda namun kompak dalam menjalankan bisnis. Keduanya lulus dari perguruan tinggi terkemuka di Amerika Serikat. Sebagai seorang sarjana teknik sipil pak Cakra menggali ilmu bisnisnya di Sekolah Tinggi Manajemen Prasetya Mullya. Saat ini sub holding 3 sedang mempersiapkan sebuah proyek properti di Jawa Tengah dan di Pulau Kalimantan. Tim sub holding 3 ini rajin berkeliling ke berbagai negara Asia untuk mencari peluang membangun proyek-proyek baru. Adalah cita-cita Dr. Ir. Ciputra untuk membangun Ciputra Group jadi perusahaan multi nasional.
Inilah dinamika sebuah perusahaan keluarga yang terus bertumbuh. Ayah, anak dan menantu dibantu oleh para profesional ternyata dapat bekerja sama, saling bahu membahu membangun sebuah usaha bisnis yang sukses.
3 PELAJARAN YANG DAPAT DIPETIK
  1. Perhitungkan ayah, ibu, kakak, adik, teman hidup anda dan juga mertua anda sebagai calon mitra bisnis di masa depan
  2. Jangan anggap remeh perusahaan keluarga yang sudah keluarga anda miliki dengan kerja sama yang kompak, manajemen yang profesional dan arah perusahaan yang tepat tidak mustahil jadi cikal bakal perusahaan multi nasional.
  3. Berikan perhatian dan pelajari baik-baik bisnis keluarga yang sedang digeluti sekarang. Itu adalah ajang latihan yang luar biasa dan juga siapa tahu ada peluang besar yang bisa ditemukan.
Sejarah Industri Kreatif
Pada awal 1990, kota-kota di Inggris mengalami penurunan produktivitas dikarenakan beralihnya pusat-pusat industri dan manufaktur ke negara-negara berkembangyang menawarkan bahan baku, harga produksi dan jasa yang lebih murah. Menanggapi kondisi perekonomian yang terpuruk, calon perdana menteri Tony Blair dan New Labour Party menawarkan agenda pemerintahan yang bertujuan untuk memperbaiki moral dan kualitas hidup warga Inggris dan memastikan kepemimpinan Inggris dalam kompetisi dunia di milenium baru, salah satunya dengan mendirikan National Endowment for Science and the Art (NESTA) yang bertujuan untuk mendanai pengembangan bakat-bakat muda di Inggris.
Setelah menang dalam pemilihan umum 1997, Tony Blair sebagai Perdana Menteri Inggris melalui Department of Culture, Media and Sports (DCMS) membentuk Creative Industries Task Force yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kontribusi industri kreatif  terhadap perekonomian Inggris. Pada tahun 1998, DCMS mempublikasikan hasil pemetaan industri kreatif Inggris yang pertama, dimana industri kreatif didefinisikan sebagai: “those industries which have their origin in individual creativity, skill and talent, and which have a potential for wealth and job creation through the generation and exploitation of intellectual property and content”. Definisi DCMS ini selanjutnya banyak diadopsi oleh negara-negara lain, termasuk Indonesia.
Pendekatan Pendefinisian Definisi Industri Kreatif
Di Indonesia, Industri kreatif didefinisikan sebagai industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut.
industri-kreatif
Model Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia
Model pengembangan ekonomi kreatif yang dikembangkan untuk Indonesia berupa bangunan yang terdiri dari komponen pondasi, 5 pilar, dan atap yang saling menguatkan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Penjelasan komponen-komponen bangunan ekonomi kreatif adalah sebagai berikut :
  • PONDASI: People (Sumber Daya Insani), aset utama dari industri kreatif yang menjadi ciri hampir semua subsektor industri kreatif
  • LIMA PILAR UTAMA yang harus diperkuat dalam mengembangkan industri kreatif adalah:
    1. Industry (Industri)yaitu kumpulan dari perusahaan yang bergerak di dalam bidang industri kreatif
    2. Technology (Teknologi) yaitu enabler untuk mewujudkan kreativitas individu dalam bentuk karya nyata.
    3. Resources (Sumber Daya) yaitu input selain kreativitas dan pengetahuan individu yang dibutuhkan dalam proses kreatif, misal: sumber daya alam, lahan
    4. Institution (Institusi) yaitu tatanan sosial (norma, nilai, dan hukum) yang mengatur interaksi antara pelaku perekonomian khususnya di bidang industri kreatif
    5. Financial Intermediary yaitu lembaga penyalur keuangan
  • ATAP: Bangunan ekonomi kreatif ini dipayungi oleh interaksi triple helix yang terdiri dari Intellectuals (Intelektual), Business (Bisnis), dan Government (Pemerintah) sebagai para aktor utama penggerak industri kreatif.
    1. Intellectualkaum intelektual yang berada pada institusi pendidikan formal, informal dan non formal yang berperan sebagai pendorong lahirnya ilmu dan ide yang merupakan sumber kreativitas dan lahirnya potensi kreativitas insan Indonesia.
    2. Business, pelaku usaha yang mampu mentransformasi kreativitas menjadi bernilai ekonomis
    3. Government, pemerintah selaku fasilitator dan regulator agar industri kreatif dapat tumbuh dan berkembang
The Triple Helix
Analisis Triple Helix pertama kali diungkapkan oleh Henry Etzkowitz dan Loet Leydesdorff, dan kemudian diulas lebih lanjut oleh Gibbons et al (1994) dalam The New Production of Knowledge dan Nowotny et al (2001) dalam Re-Thinking Science.
Dalam ekonomi kreatif, sistem “Triple Helix” menjadi payung yang menghubungkan antara Cendekiawan (Intellectuals), Bisnis (Business), dan Pemerintah (Government) dalam kerangka bangunan ekonomi kreatif. Di mana ketiga helix tersebut merupakan aktor utama penggerak lahirnya kreativitas, ide, ilmu pengetahuan, dan teknologi yang vital bagi tumbuhnya industri kreatif. Hubungan yang erat, saling menunjang, dan bersimbiosis mutualisme antara ke-3 aktor tersebut dalam kaitannya dengan landasan dan pilar-pilar model ekonomi kreatif akan menentukan pengembangan ekonomi kreatif yang kokoh dan berkesinambungan.
Desain biasa diterjemahkan sebagai seni terapan, arsitektur, dan berbagai pencapaian kreatif lainnya. Dalam sebuah kalimat, kata “desain” bisa digunakan baik sebagai kata benda maupun kata kerja. Sebagai kata kerja, “desain” memiliki arti “proses untuk membuat dan menciptakan obyek baru”. Sebagai kata benda, “desain” digunakan untuk menyebut hasil akhir dari sebuah proses kreatif, baik itu berwujud sebuah rencana, proposal, atau berbentuk obyek nyata.
Proses desain pada umumnya memperhitungkan aspek fungsi, estetik dan berbagai macam aspek lainnya, yang biasanya datanya didapatkan dari riset, pemikiran, brainstorming, maupun dari desain yang sudah ada sebelumnya. Akhir-akhir ini, proses (secara umum) juga dianggap sebagai produk dari desain, sehingga muncul istilah “perancangan proses”. Salah satu contoh dari perancangan proses adalah perancangan proses dalam industri kimia.
Membuat karya desain adalah proses yang memang harus dilalui dari awal sampai akhir. Dan tidak ada proses yang tiba-tiba jadi tanpa ada kritik dan ujian. Proses desain biasanya diawali dari brainstorming (pengumpulan ide), visualisasi bentuk (form desain), pembuatan desain (design layout/visualisation), pengujian kritik (critiquing). Barulah desain itu menjadi karya desain yang bisa diterima dan dipublish ke publik.
Fesyen adalah kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain pakaian, desain alas kaki, dan desain aksesoris mode lainnya, produksi pakaian mode dan aksesorisnya, konsultansi lini produk fesyen, serta distribusi produk fesyen.
Lapangan usaha yang merupakan bagian dari fesyen yaitu:
  1. Industri Pakaian Jadi Rajutan yang mencakup usaha pembuatan pakaian jadi, juga termasuk topi yang dibuat dengan cara dirajut atau renda;
  2. Industri Rajutan Kaos Kaki yang mencakup usaha pembuatan kaus kaki yang dibuat dengan cara rajut atau renda;
  3. Industri Barang Jadi Rajutan Lainnya yang mencakup pembuatan barang jadi rajutan, seperti kaus lampu, deker, bando;
  4. Industri Pakaian Jadi dari Tekstil dan Perlengkapannya yang mencakup usaha pembuatan pakaian jadi tekstil dan perlengkapannya dari kain dengan cara memotong dan menjahit sehingga siap dipakai, seperti kemeja, kebaya, celana, blus, rok, baju bayi, pakaian tari dan pakaian olah raga, topi, dasi, sarung tangan, mukena, selendang, kerudung, ikat pinggang, dan sapu tangan, baik dari kain tenun maupun kain rajut yang dijahit;
  5. Industri Pakaian Jadi (konveksi) dan Perlengkapan dari Kulit yang mencakup usaha pembuatan pakaian jadi dari kulit atau kulit imitasi dan perlengkapannya, dengan cara memotong dan menjahit sehingga siap pakai seperti jaket, mantel, rompi, celana dan rok, topi, sarung tangan, ikat pinggang;
  6. Industri Pakaian Jadi/Barang Jadi dari Kulit Berbulu dan atau Aksesoris yang mencakup usaha pembuatan pakaian jadi/barang jadi dari kulit berbulu dan atau perlengkapannya, seperti mantel berbulu;
  7. Industri Alas Kaki untuk Keperluan Sehari-hari yang mencakup usaha pembuatan alas kaki, keperluan sehari-hari dari kulit dan kulit buatan, karet, kanfas dan kayu, seperti sepatu harian, sapatu santai, sepatu sandal, sandal kelom, dan selop. termasuk juga usaha pembuatan bagian-bagian dari alas kaki tersebut, seperti atasan sol dalam, sol luar, penguat depan, tengah, belakang, lapisan dan aksesoris;
  8. Industri Sepatu Olah Raga yang mencakup usaha pembuatan sepatu untuk olah raga dari kulit dan kulit buatan, karet dan kanvas; seperti sepatu sepak bola, atletik, senam, joging, balet;
  9. Industri Sepatu Teknik Lapangan/Keperluan Industri yang mencakup pembuatan sepatu termasuk pembuatan bagian-bagian dari sepatu untuk keperluan teknik lapangan/industri dari kulit, kulit buatan, karet, dan plastik seperti sepatu tahan kimia, tahan panas, sepatu pengaman;
  10. Industri Alas Kaki Lainnya yang mencakup usaha pembuatan alas kaki dari kulit, kulit buatan, karet, kanvas dan plastik yang belum termasuk golongan manapun, seperti sepatu kesehatan, dan sepatu lainnya seperti sepatu dari gedebog, dan eceng gondok;
  11. Perdagangan Besar Tekstil, Pakaian Jadi, dan Kulit yang mencakup usaha perdagangan besar hasil industri tekstil dan pakaian jadi ke luar negeri, seperti: macam-macam tekstil, pakaian jadi, kain batik, tali-temali, karpet/permadani dari bahan tekstil, karung, macam-macam hasil rajutan, dan barang jadi lainnya dari tekstil selain pakaian jadi.
  12. Perdagangan Besar Berbagai Barang-Barang dan Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya. Kelompok ini mencakup usaha perdagangan besar berbagai barang-barang dan perlengkapan rumah tangga lainnya yang terkait dengan fesyen seperti: pakaian jadi dari kulit, alas kaki dari kulit.
  13. Perdagangan Eceran Tekstil yang mencakup usaha perdagangan eceran khusus macam-macam kain batik terbuat dari serat alam, sintetis, maupun campuran, seperti kain tenun dan kain batik;
  14. Perdagangan Eceran Pakaian Jadi yang mencakup usaha perdagangan eceran khusus macam-macam pakaian jadi, baik terbuat dari tekstil, kulit, maupun kulit batan, seperti kemeja, celana, jas, mantel, jaket piama, kebaya, dan lain-lain;
  15. Perdagangan Eceran Sepatu, Sandal, dan Alas Kaki lainnya yang mencakup usaha perdagangan eceran khusus macam-macam sepatu, sandal, selop, dan alas kaki lainnya baik terbuat dari kulir, kulit buatan, plastik, karet, kain ataupun kayu, seperti: sepatu laki-laki dewasa, sepatu anak, sepatu olehraga, sepatu sandal, sandal, selop, dan sepatu kesehatan.
  16. Perdagangan Eceran Tekstil, Pakaian Jadi, Alas Kaki, dan Barang Keperluan Pribadi Lain yang mencakup usaha perdagangan eceran khusus tekstil pakaian jadi, alas kaki dan barang keperluan pribadi lainnya yang belum tercakup dalam kelompok 52321 s/d 52328 seperti taplak meja, separai, kelambu, kain kasur, kain bantal, gorden, kain pel, keset, dan lain-lain.
  17. Perdagangan Ekspor Tekstil, Pakaian Jadi dan Kulit yang mencakup usaha mengekspor hasil industri tekstil dan pakaian jadi, seperti: macam-macam tekstil, pakaian jadi, kain batik, tali-temali, karpet/permadani dari bahan tekstil, karung, macam-macam hasil perajutan, dan barang jadi lainnya dari tekstil selain pakaian jadi.
  18. Perdagangan Ekspor berbagai barang-barang dan perlengkapan rumah tangga lainnya yang mencakup usaha mengekspor berbagai barang-barang dan perlengkapan rumah tangga lainnya yang terkait dengan fesyen seperti: pakaian jadi dari kulit, alas kaki dari kulit.
  19. Jasa Perorangan yang Tidak Diklasifikasikan di Tempat Lainnya, khususnya untuk jasa desainer fesyen dan model fashion.



ciputra-3
Meningkatkan diri dari bisnis bisnis konsultan dan Menjadi Seorang PENGEMBANG
Dr. Ir. Ciputra kecil ketika masih tingal di Parigi bersama kedua orang tuanya tinggal di sebuah rumah toko. Ayah Dr. Ir. Ciputra adalah seorang pedagang dan tampaknya bakat bisnis telah tertanam sejak lahir. Selain itu lingkungan rumah dan asuhan orang tuanya telah menjadi latihan-latihan berharga bagaimana melakukan bisnis. Sejak kanak-kanak ia terbiasa melihat barang dagangan, ia kerap melihat proses transaksi, ia juga membantu orang tuanya sebisanya. Dr. Ir. Ciputra berada dalam suasana bisnis selama 24 jam sehari.
Tidak heran bila naluri bisnisnya terus membara. Selepas dari ITB tahuin 1960 Dr. Ir. Ciputra memutuskan untuk meningkatkan diri dari seorang konsultan yang menunggu pekerjaan jadi seorang pengembang yang mampu menciptakan pekerjaan. Ia menyerahkan pengelolaan sehari-hari bisnis konsultan perencanaan kepada kedua rekannya.
Keinginan Dr. Ir. Ciputra untuk menjadi pengembang sesungguhnya tanpa didukung modal atau lokasi tanah yang telah dimilki. Padahal modal dan tanah adalah unsur utama pekerjaan seorang pengembang. Bagaimana caranya Dr. Ir. Ciputra mengatasi masalah besar ini? Disinilah kita lihat betapa pentingnya pentingnya inisiatif dan kreativitas bagi seorang entrepreneur.
Bayangkanlah Dr. Ir. Ciputra muda, baru saja lulus ITB, tidak punya modal dan belum dikenal ingin bertemu Gubernur. Pasti tidak mudah bukan..? Melalui berbagai kesulitan Dr. Ir. Ciputra akhirnya berhasil menemui dan meyakinkan Gubernur Soemarno untuk mendirikan perusahaan patungan dengan dirinya untuk membangun Proyek Pasar Senen. Gubernur Soemarno kemudian mengajak juga pengusaha Bpk. Hasyim Ning (Dasaat), Yayasan Medi dan Yayasan Bumi Putera untuk mendirikan PT.Pembangunan Jaya yang saat ini lebih dikenal sebagai Grup Jaya. Inilah kisah lahirnya grup Jaya. Dr. Ir. Ciputra menjadi CEO (Chief Operating Officer) perusahaan tersebut selama 35 tahun atau hingga tahun 1996 dan kemudian menjadi Komisaris sampai sekarang. Dr. Ir. Ciputra dengan modal ide kreatif, semangat dan keberanian berhasil menjadi pimpinan perusahaan sekaligus pemegang saham tanpa mengeluarkan modal sendiri. Ajaib bukan kekuatan ide yang kreatif itu..?
Setelah Proyek Senen, di masa Gubernur Ali Sadikin Dr. Ir. Ciputra kembali menggagas ide inovatif yaitu mengusulkan agar projek Ancol yang waktu itu terbengkalai agar dikelola oleh PT.Pembangunan Jaya. Inilah kisah lahirnya perusahaan patungan yang ke 2 yaitu PT.Pembanguan Jaya Ancol yang saat ini kita kenal sebagai Taman Impian Jaya Ancol. Kalau dulu tempat itu terkenal sebagai tempat jin buang anak sekarang sangat populer untuk rekreasi keluarga. Lebih dari 10 Juta orang mengunjungi Ancol setiap tahunnya dan laba dari perusahaan mencapai lebih dari Rp 100 milyard. Ini adalah proyek kebanggaan pemerintah DKI Jakarta dan juga rakyat Jakarta.
Menjadi seorang pengusaha modal utamanya bukan dana. Ide-ide yang kreatif dapat menyebabkan modal yang dibutuhkan datang dengan sendirinya. Kita bersyukur kepada Tuhan karena ternyata sumur kreativitas tidak akan pernah kering selama Anda terus menimbanya demikian kata Dr Orval C.Butcher. Lebih hebat lagi, sumur itu sudah ada dalam diri kita masing-masing,hanya kita patut melatih diri untuk menimbanya sesering mungkin. Sangat tepat bila dikatakan bahwa kemampuan menghasilkan ide kreatif yang yang dapat diterima oleh pasar adalah kemampuan yang sangat berharga bagi seorang entrepreneur. Selanjutnya lingkungan dan latihan yang menumbuh kembangkan daya kreatif dan naluri bisnis perlu dihadirkan dalam kehidupan para calon entrepreneur.
Memandang ke belakang Dr. Ir. Ciputra kerap terkenang pada masa-masa penuh perjuangan sebagai seorang pemuda yang baru lulus ITB harus meyakinkan Gubernur Soemarno dan Gubernur Ali Sadikin. Dengan penuh kesungguhan ia membangun PT Pembangunan Jaya dan PT Pembangunan Jaya Ancol sehingga saat ini kedua perusahaan ini menjadi perusahaan Pemda DKI Jakarta yang sangat sukses, menguntungkan dan memiliki reputasi yang baik.
3 PELAJARAN YANG DAPAT KITA PETIK
    1. Modal dana itu penting tapi bukan yang terpenting
    2. Kreatifitas dapat menarik modal
    3. KISS = Kreatif + Inisiatif + Semangat + Sabar



    ciputra-2
    Mengalami Pengalaman KERJA selama KULIAH
    Dr. Ir. Ciputra berangkat ke Bandung dari Sulawesi untuk melanjutkan kuliah di ITB sebagai seorang mahasiswa yang tidak mampu secara ekonomi. Ia adalah seorang anak yatim dari sebuah keluarga sederhana yang tinggal di pelosok pulau Sulawesi. Bekal dan dukungan dari ibunya untuk kuliah dan hidup sehari-hari tentu tidak cukup sehingga ketika kuliah di tingkat 3 ITB Bandung, Dr. Ir. Ciputra mendirikan usaha konsultan perencanaan dengan 2 temannya yaitu Ir. Budi Brasali dan Ir. Ismail Sofyan. Ia bekerja penuh di perusahaan ini dan setahun kemudian ia juga bekerja di sebuah perusahaan kontraktor. Perusahaan konsultan yang itu masih ada sampai sekarang dengan nama PT. Perentjana Djaja.
    Tindakan ini adalah sebuah keberanian dan juga keputusan kedua yang penting bagi Dr. Ir. Ciputra dalam proses pembentukan dirinya menjadi seorang pengusaha properti. Pada kenyataannya pilihan bekerja bukan hanya sekedar jadi cara mencari nafkah ternyata ia “jatuh cinta” dan menyintai kerja itu sendiri. Bagi Dr. Ir. Ciputra kerja dan belajar seperti ajang perlombaan. Ia terus berlatih dan berlari untuk meraih prestasi tertinggi seperti seorang atlit atletik bercita-cita meraih medali emas, ia sungguh menikmati semua itu.
    Untuk menjaga biduk perusahaan berjalan lancar sekaligus tugas perkuliahan terselesaikan dengan baik maka kerja keras dan pengelolaan diri yang sangat ketat. Ternyata kebiasaan ini menjadi bekal berharga bagi masa depannya. Saat ini banyak orang mengakui Dr. Ir. Ciputra adalah seorang yang berani memberikan pengorbanan yang besar demi mencapai cita citanya, tetes keringat dan tetes air mata pernah ia kucurkan demi mencapai cita-citanya.
    Melakukan sebuah pekerjaan selama kuliah adalah ajang latihan bisnis yang berharga. Apakah itu membantu perusahaan milik orang tua sendiri, bekerja kepada orang lain ataupun menjadi pekerja paruh waktu. Seorang filsuf Inggris yang terkenal bernama Charles Handy pernah berkata:”Belajarlah seperti orang yang bekerja dan bekerjalah seperti orang yang belajar”. Kedua kegiatan ini kalau dikombinasikan memang memberikan manfaat besar. Sesungguhnya bekerja dan belajar adalah 2 muka dari sebuah koin mata uang yang sama. Jangan pernah pensiun untuk ke dua kegiatan ini.
    3 PELAJARAN YANG DAPAT DIPETIK
      1. Bekerja akan memakan sebagian besar waktu hidup kita oleh karena itu cintai kerja keras sejak masih muda.
      2. Bekerjalah dengan tanggung jawab seorang pekerja dan bekerjalah dengan rasa ingin tahu seorang pelajar.
      3. Pengalaman kerja nyata selama belajar adalah sarana pembelajaran yang berharga.
      ir-ciputra

      Dr. Ir. Ciputra - Konklusi 10 Momen

      Dulu ia bekerja di ladang mencari makan hanya untuk dirinya dan keluarganya sendiri sekarang melalui profesinya ribuan orang mendapat kesempatan kerja dan ratusan ribu anggota keluarga mendapatkan nafkah dan masa depannya.
      Dulu ia tinggal di rumah sederhana sekarang ia telah menjadi pengembang yang membangun lebih dari 20 pengembangan perumahan skala kota untuk lebih dari 100.000 ribu hunian dan akan tinggal disana ratusan ribu penduduk.
      Dulu ia hanya seorang anak dari sebuah keluarga sederhana sekarang ia dapat menyumbang dana melalui pendidikan dan kegiatan sosial kemasyarakatan.
      Dulu ia anak desa sekarang ia warga dunia yang terhormat, menjadi wakil Indonesia pertama menjadi pimpinan organisasi real estat dunia…
      Apakah profesi yang dipilihnya sehingga begitu besar dampak dan pengaruh kehidupannya pada masyarakat ..? Sejak masa muda Dr. Ir. Ciputra telah memilih menjadi seorang ENTREPRENEUR. Ia memilih dan juga membayar harga. Ia memimpikan dan juga bekerja keras. Keinginannya tidak hanya dipendam tapi sungguh-sungguh dipikirkan dan diperjuangkan. Tidak heran bila sekarang ia menikmati hasilnya.
      Bukankah dapat kita simpulkan kembali betapa pentingnya peran para entrepreneur bagi masa depan bangsa kita…? Perhitungkanlah pilihan profesi ini dalam hidup Anda dan bukalah pikiran dan harapan Anda pada keajaiban dan keindahan masa depan.
      Seandainya Anda bertanya sendiri kepada Dr. Ir. Ciputra apa rahasia keberhasilannya maka saya yakin inilah yang akan dikatakannya: “Coba bayangkan, nasib seperti apakah yang pantas terjadi pada seorang anak yang menjadi yatim di usia 12, dari keluarga sederhana, tinggal di sebuah desa kecil, di pedalaman pulau Sulawesi, 150 km dari Gorontalo, jauh dari kemajuan kota besar, jauh dari kemewahan fasilitas pendidikan…….., tanpa kasih-karunia Tuhan saya tidak akan menjadi siapa-siapa, namun kasih karunia Tuhan tidak dapat berkarya dengan efektif bila kita sendiri menutup diri akan pimpinan Tuhan dan tidak bersedia bekerja dengan seluruh kekuatan, sepenuh hati dan segenap pikiran. We Do the BEST and GOD does the REST “.
      Bukan gelar insinyur yang membawa Henky Eko Sriyantono sukses menggeluti bisnis kuliner. Sikap pantang menyerahlah yang menjadi modal utama lulusan teknik sipil ini dalam meraih kesuksesan. Saat ini, bisnis bakso Malang Cak Eko miliknya telah memiliki sedikitnya 101 gerai di seluruh penjuru Tanah Air.
      bakso_cak_ekoCak Eko, demikian ia biasa dipanggil, pernah bekerja sebagai kontraktor. Namun ia gelisah. Ia bermimpi ingin bisa membangun bisnis sendiri. Dengan mimpinya itu ia berharap bisa membuka lapangan kerja bagi orang lain. Ia pun menggeluti 11 jenis usaha sejak tahun 1997, mulai dari multi level marketing (MLM), agrobisnis tanaman jahe, bisnis pakaian muslim, katering, bisnis barang-barang kerajinan, dan sebagainya. Namun keuntungannya tidak seberapa. Usahanya pun banyak yang jatuh bangun. Tapi ia tidak pernah berhenti mencoba. Kegagalan-kegagalan usaha yang dialaminya justru membuatnya semakin optimistis. Cak Eko pun banting setir untuk mulai masuk ke dunia kuliner, dengan membangun usaha bakso Malang.
      Hari itu di tahun 2006, ia sedang berada di Bandara Soekarno Hatta. Di sana ia melihat sebuah kedai bakso yang ramai pengunjung. Seketika timbullah idenya untuk membuka Warung Bakso Malang khas Jawa Timur. Kala itu ia bukanlah seorang ahli pembuat bakso. Namun hobi memasak sejak SMA dan tekad kuatlah yang dimilikinya itulah, yang membawa langkahnya hingga ke Surabaya hanya untuk berguru meracik Bakso Malang dengan rasa pas dan original.
      Setelah mendapatkan rasa bakso Malang yang pas, ia pun menguji resepnya itu pada teman-temannya. Di luar dugaan, teman-temannya mendukung upayanya itu. Kemudian ia semakin bersemangat untuk membuka kedai. Kedai pertamanya dibuka dengan modal awal Rp2,5 juta. Kedai Bakso Malang pertamanya itu didirikan di sebuah foodcourt di Bekasi pada Maret 2006. Antusiasme pengunjung di kedainya mendatangkan keuntungan lumayan, sehingga 7 bulan kemudian ia pun memanfaatkan laba yang diperolehnya untuk membuka kedai selanjutnya di Tamini Square.
      Ia tidak sendirian. Kesuksesan yang diperolehnya ia bagikan ke orang lain. Dengan keyakinan pada kekuatan brand ‘Cak Eko’, ia pun menawarkan kerja sama kepada orang lain yang mau menjalankan waralaba bakso Malangnya itu. Bisnis waralaba ia mulai dengan cara menulis pengalaman bisnisnya ke sepuluh media massa. Cara ini mendatangkan hasil. Ia kebanjiran respon positif dari banyak kalangan. Mereka menawarkan kerja sama untuk menjalankan waralaba Bakso Malang ‘Cak Eko’ di daerahnya masing-masing. Saat ini kedai baksonya telah diwaralabakan dengan prospek yang menguntungkan. Ia sendiri memiliki 4 gerai pribadi antara lain di Bekasi, Tamini Square, Surabaya, dan Sidoarjo.
      Namun, belakangan tak hanya bakso yang ia jual. Ia berinovasi dengan makanan-makanan lain. Ia menambah menu makanan di gerainya dengan tujuan agar pelanggannya tidak bosan. Omzet penjualan rata-rata di gerainya setiap hari mencapai sekitar Rp5-15 juta. Total gerainya di seluruh Indonesia saat ini ada sebanyak 101 buah yang tersebar di 27 kota. Ia mempekerjakan minimal 4 orang di setiap gerainya. Dengan jumlah gerai sebanyak itu, pendapatan bersihnya bisa mencapai Rp100 juta rupiah per bulan.
      Namun rupanya itu tidak cukup. Ia ingin berekspansi agar bisa go international. Ia berharap tahun ini sudah bisa membuka 5 gerai baru di Singapura. Namun untuk tujuan itu ia banyak terbentur persyaratan hukum dan informasi mengenai keadaan konsumen di sana.
      Menurut Cak Eko, kegagalan dalam berbisnis dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain kesalahan memilih mitra dan kesalahan dalam mengatur keuangan. Menurutnya, keuangan pribadi harus dipisahkan dengan keuangan usaha. Usaha akan menjadi kacau jika keuangan pribadi dan keuangan usaha dicampur aduk.
      Selain manajemen keuangan, dalam berbisnis Cak Eko selalu memegang beberapa prinsip usaha. Ia pun membagi beberapa rahasia kesuksesan usahanya, antara lain rahasia kenikmatan bakso buatannya. Kenikmatan bakso Malang buatannya terletak pada bumbu rahasia yang komposisinya hanya diketahui keluarganya saja. Resep keluarga itulah yang membuat rasa bakso Cak Eko tak ada yang menandingi.
      Selain itu, dalam menjalankan usaha, pemilik tidak boleh terlalu mudah tersulut dengan kenaikan harga, karena daya beli masyarakat belum tentu meningkat. Banyak orang terpancing untuk membuka usaha karena ada iming-iming keuntungan besar. Padahal, dalam berbisnis tidak ada proses yang instan. Semua membutuhkan usaha dan kerja keras. Sedangkan untuk megatasi kompetitor, menurut Cak Eko yang utama adalah diferensiasi produk. Kualitas produk harus tetap dijaga. Produk usaha haruslah unik dan pengusaha harus senantiasa berinovasi, terutama dalam hal promosi.
      Saat ini Cak Eko telah merambah bidang usaha yang lain, yakni bisnis laundry kiloan bernama Simpliklin Laundry.
      Banyak industri di dalam negeri yang kini mampu memenuhi kebutuhan produk/jasa di dalam negeri dan mancanegara, baik menyangkut segi kualitas maupun kuantitas. Namun sering kali para pengguna produk tersebut, khususnya di dalam negeri sendiri lebih memilih untuk menggunakan produk/jasa buatan luar negeri. Bukan karena produk/jasa tersebut tidak bisa memenuhi standard spesifikasi yang dipersyaratkan pihak pengguna, tetapi karena banyaknya kendala non teknis.
      2008111137
      Kendala non teknis inilah yang kini menjadi penyebab utama lemahnya daya saing produk Indonesia baik di pasar domestik maupun di pasar global. Sebab, dari sisi teknologi produk (product technology) maupun teknologi manufaktur (manufacturing technology), banyak industri di dalam negeri yang sudah mampu menguasainya. Apalagi, dalam dunia industri unsur sentuhan teknologi itu pada prinsipnya tidak banyak berbeda dengan sebuah produk mengingat teknologi bisa dengan mudah dibeli. Namun setinggi apapun teknologi yang dipergunakan, selama kendala non teknis tersebut tidak segera diatasi, maka selama itu pula lah produk/jasa Indonesia akan sulit bersaing dalam memenuhi permintaan pasar lokal maupun ekspor.
      Fakta itulah yang kini menjadi keprihatinan mendalam bagi Iman Taufik, salah seorang tokoh pelaku industri nasional yang sukses dalam membangun dan mengembangkan PT Gunanusa Utama Fabricators dan PT Tripatra Engineering, dua perusahaan industri rekayasa terkemuka di tanah air saat ini.
      Iman menjelaskan kendala non teknis dimaksud antara lain adalah masih rendahnya akses pemasaran, akses informasi, dan belum terbukanya kesempatan bagi perusahaan nasional dalam menangani proyek-proyek Engineering, Procurement and Construction (EPC). Selain itu, masih maraknya pungutan liar, korupsi, kolusi dan nepotisme, rumitnya masalah perpajakan dan lemahnya infrastruktur serta belum terciptanya iklim usaha yang kondusif dan bersahabat bagi para pelaku usaha telah mengakibatkan industri di dalam negeri kehilangan daya saingnya.
      Menurut Iman, data terakhir yang dilansir IMD World Competitiveness Yearbook 2006 menyebutkan daya saing Indonesia dalam kurun waktu lima tahun terakhir ini terus memperlihatkan penurunan dari posisi ke-47 pada tahun 2002 menjadi di posisi ke-60 pada tahun 2006. Posisi tersebut berada jauh di bawah negara tetangga seperti Singapura, Malaysia dan Thailand.
      20081111112
      Pemerintah dan seluruh stakeholder industri nasional, kata Iman, seharusnya terus memonitor kondisi daya saing industri di dalam negeri dan menganalisa berbagai penyebab terjadinya penurunan daya saing ekonomi Indonesia itu. Dengan terus dimonitornya perkembangan daya saing tersebut maka pemerintah dan seluruh stakeholder terkait di dalam negeri akan dapat segera mengetahui masalah yang terjadi agar dapat segera diupayakan pemecahannya.
      “Kekalahan industri nasional dalam peta daya saing dunia saat ini sebetulnya tidak terletak pada penguasaan teknologi. Sebab teknologi sebetulnya sudah banyak yang kita kuasai. Bahkan saya sangat terkagum-kagum ketika menyaksikan sebuah usaha kecil menengah (UKM) di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah mampu membuat mesin diesel yang produknya dipamerkan di sela-sela peringatan Hari Koperasi di Pekalongan belum lama ini,” tutur Iman.
      Selama ini, tambah Iman, masyarakat Indonesia sering kali salah kaprah dalam menyikapi perkembangan dan kemajuan teknologi. Bahkan seringkali masyarakat mendewakan perkembangan teknologi. Padahal teknologi itu tidak ada bedanya dengan sebuah produk hasil industri yang bisa diperjualbelikan kapan saja dan dimana saja.
      Menurut Iman, instansi pemerintah dan perusaahaan BUMN di dalam negeri yang memiliki rencana membangun instalasi tertentu cenderung lebih mempercayakan proyek pembangunannya kepada perusahaan asing. Dengan alasan tidak mempunyai pengalaman dalam proyek serupa atau tidak menguasai teknologinya, instansi pemerintah atau BUMN tersebut lebih memilih perusahaan asing dalam pengerjaan proyeknya.
      20081111210
      Iman mencontohkan perusahaanya, PT Gunanusa Utama Fabricators yang selama ini banyak menangani proyek-proyek EPC untuk pembangunan anjungan lepas pantai (offshore platform) berbagai perusahaan asing terkemuka di sektor minyak dan gas, tidak pernah dipercaya menangani proyek EPC dari BUMN migas nasional. Padahal volume maupun nilai proyek yang ditangani PT Gunanusa Utama Fabricators selama ini mencapai ratusan juta US$ setiap tahunnya.
      “Seharusnya pemerintah dan perusahaan BUMN memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada perusahaan di dalam negeri untuk menangani proyek-proyek pembangunan di lingkungannya, walaupun perusahaan lokal tersebut belum memiliki pengalaman. Sebab, kalau tidak pernah diberi kesempatan, kapan perusahaan itu memiliki pengalaman menangani proyek-proyek seperti itu,” tutur Iman.
      Kondisi tersebut, tegas Iman, memperlihatkan bahwa upaya pemberdayaan produksi dalam negeri yang dilakukan pemerintah selama ini masih sebatas hanya slogan. Sebab, fakta di lapangan memperlihatkan bahwa program penggunaan produk dalam negeri memang tidak berjalan sebagaimana mestinya. Iman mengharapkan pemerintah lebih kongkrit lagi dalam menjalankan program penggunaan produk dalam negeri, tidak hanya sekadar slogan-slogan seperti dilakukan selama ini.
      “Upaya untuk lebih mengkongkritkan program penggunaan produk dalam negeri kini memang sudah mulai terlihat khususnya dalam proyek-proyek pengadaan barang/jasa di lingkungan intansi pemerintah, BUMN, BUMD dll. Hal itu terlihat dengan dikeluarkannya sejumlah kebijakan pemerintah menyangkut program tersebut. Namun harus kita akui masih diperlukan upaya yang lebih keras lagi dari seluruh jajaran pemerintah agar program tersebut bisa berjalan dengan baik,” demikian Iman.
      PT. GUNANUSA UTAMA FABRICATORS
      Gunanusa Building
      Jalan Bendungan Hilir Raya 60
      Jakarta 10210 - Indonesia
      Telp. (021) 5703329
      Fax. (021) 5703334, 5706810
      Sumber : Majalah KINA Edisi 4 2008
      Kebanyakan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia selama ini tetap jalan di tempat. Mereka umumnya tidak mampu mengembangkan usahanya menjadi lebih besar. Sebagian besar dari mereka tidak berhasil naik kelas, dari usaha mikro menjadi usaha kecil, dari usaha kecil menjadi usaha menengah dan dari usaha menengah menjadi usaha besar.
      2008101030
      Kucuran kredit perbankan dan atau lembaga keuangan lainnya kepada UMKM pun sejauh ini masih sangat terbatas. Bahkan, perbankan pada umumnya menerapkan persyaratan kredit yang sangat tidak mungkin dapat dipenuhi kalangan UMKM. Seringkali gara-garanya tidak adanya modal kerja, pesanan barang yang banyak mengalir dari dalam maupun luar negeri terpaksa tidak dapat dipenuhi kalangan UMKM. Kondisi ini sangatlah disayangkan mengingat potensi ekonomi yang dimiliki kalangan UMKM sungguh sangat besar.
      Padahal semua orang tahu bahwa kalangan UMKM adalah pahlawan ekonomi, khususnya di sektor riil yang langsung bersentuhan dengan kegiatan ekonomi masyarakat. Sebab, mereka banyak menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat.
      Seandainya semua pihak di tanah air memahami dan menyadari pentingnya peranan UMKM bagi perekonomian, maka sudah barang tentu semua pihak terkait, baik pemerintah maupun kalangan lembaga keuangan akan mengucurkan alokasi kredit yang jauh lebih besar kepada mereka. Bahkan, kalau perlu semua persyaratannya dipermudah dan bunga kreditnya dibuat lebih ringan.
      Permasalahan utama yang dihadapi jutaan UMKM di dalam negeri selama ini (hingga mengakibatkan UMKM itu sulit berkembang menjadi usaha yang lebih besar) adalah masih sangat terbatasnya akses kalangan UMKM terhadap sumber permodalan, apakah itu modal untuk investasi maupun modal untuk kegiatan usaha atau modal kerja.
      Karena itu, Komite Tetap Bidang UMKM Kadin Indonesia telah menetapkan programnya dalam rangka membantu kalangan UMKM di dalam negeri dengan memfokuskan upayanya untuk mempermudah akses permodalan kalangan UMKM terhadap sumber permodalan.
      Dalam rangka itulah, Ketua Komite Tetap Bidang UMKM Kadin Indonesia, Sandiaga S. Uno belum lama ini mengatakan bahwa Kadin Indonesia telah menandatangani kesepakatan kerjasama dengan enam perbankan nasional untuk menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada UMKM. Keenam perbankan nasional yang terlibat dalam kerjasaama itu adalah Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Tabungan Negara (BTN), Bank Mandiri, BNI 46, Bank Syariah Mandiri dan Bank Bukopin.
      “Dalam penyaluran KUR selama ini misalnya, yang paling banyak dikeluhkan UMKM bukanlah masalah bunganya, tetapi justru masalah aksesnya yang relatif menyulitkan kalangan UMKM. Karena itu, kami di Kadin Indonesia mencoba untuk mengembangkan sejauh mungkin agar akses UMKM terhadap KUR ini menjadi lebih mudah dan cepat,” kata Sandiaga.
      20081010112
      Kendati demikian, Sandiaga mengakui bahwa selama ini beban biaya modal (cost of fund) yang dibebankan kepada kalangan UMKM memang masih terhitung sangat tinggi. Lebih-lebih kalau dibandingkan dengan beban biaya modal yang berlaku bagi UMKM di negara tetangga, beban biaya uang di Indonesia terhitung sangat tinggi.
      “Selama ini sektor ekonomi yang menjadi tulang punggung perekonomian negeri ini, yaitu kalangan UMKM dibebani cost of fund yang paling tinggi. Ini harus diubah agar bebannya menjadi lebih rendah agar Non Performance Loan (NPL) nya juga lebih rendah. Pengertian rendah itu ya tidak jauh dari SBI. Kalau SBI berada pada tingkat 16%, maka idealnya tingkat bunga untuk UMKM adalah sekitar 15%. Sekarang kan terkena biaya bunga yang sangat tinggi, yaitu sekitar 25%,” tutur Sandiaga.
      Menurut Sandiaga, UMKM harus mendapatkan pengertian yang lebih besar dari pemerintah dan kalangan perbankan. Karena, selain UMKM merupakan tulang punggung perekonomian nasional, juga dewasa ini sudah ada Undang-undang UMKM. Undang-undang tersebut harus betul-betul menjadi acuan atau landasan pengembangan UMKM di tanah air.
      “Undang-undang UMKM ini jangan hanya menjadi jargon politik saja tetapi hatus betulbetul menjadi landasan bagi pengembangan UMKM nasional. Tahun 2009 memang akan terjadi hingar bingar politik dengan akan dilaksanakannya pemilihan umum, tapi seyogyanya pengembangan UMKM ini tidak terlupakan,” tegas Sandiaga.
      Sandiaga mencontohkan selama ini akses UMKM terhadap KUR masih relatif rendah, yaitu hanya berada pada level di bawah 20%. Dengan adanya landasan pengembangan UMKM seperti diamanatkan di dalam UU UMKM, Sandiaga mengharapkan akses UMKM terhadap KUR dapat ditingkatkan paling tidak menjadi 30%.
      Selama ini, tambah Sandiaga, dana KUR yang sudah tersalurkan sekitar Rp 9 triliun dari total alokasi dana KUR sebesar Rp 42 triliun. Namun dari total jumlah dana KUR yang sudah mulai disalurkan sejak tahun 2008 itu, kebanyakan hanya merupakan reposisi ulang pinjaman sebelumnya.
      Menurut Sandiaga, pemerintah bersama kalangan perbankan nasional sudah waktunya untuk membuka akses modal seluas-luasnya kepada UMKM agar kendala permodalan di kalangan UMKM ini dapat segera diatasi. Sebab, apabila kendala akses modal ini dapat teratasi maka akan diperoleh dampak yang sangat besar bagi perekonomian di dalam negeri. Tidak hanya kebutuhan berbagai jenis barang di pasar domestik dapat terpenuhi, tetapi juga akan tersedia lapangan kerja yang sangat besar bagi masyarakat. Itulah multiplier effect yang bisa dinikmati perekonomian nasional.
      Sumber : Majalah KINA Edisi 3 2008